A. PENGERTIAN
PENDUDUK
Yang
dimaksud dengan penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilyah
geografis Republik Indonesia selama 6 bulan atau lebih dan atau mereka yang
berdomisili kurang dari 6 bulan tetapi bertujuan untuk menetap (Badan Pusat Statistik,
2009).
Penduduk
atau warga suatu negara atau daerah bisa didefinisikan menjadi dua, yaitu :
1. Orang yang
tinggal di daerah tersebut
2. Orang yang
secara hukum berhak tinggal di daerah tersebut. Dengan kata lain orang yang
mempunyai surat resmi untuk tinggal di Negara tersebut, misalnya bukti
kewarganegaraan.
Ilmu
yang mempelajari tentang masalah kependudukan adalah demografi. Istilah
demografi pertama kali dikemukakan oleh Achille Guillard. John Graunt adalah
seorang pedagang di London yang mnganalisis data kelahiran dan kematian,
migrasi dan perkawinan yang berkaitan dalam proses pertubuhan penduduk.
Sehingga John Graunt dianggap sebagai bapak Demografi.
Dalam
sosiologi, penduduk adalah kumpulan manusia yang menempati wilayah geografi dan
ruang tertentu. Masalah-masalah kependudukan dipelajari dalam ilmu demografi.
Berbagai aspek perilaku manusia dipelajari dalam sosiologi, ekonomi dan
geografi. Demografi banyak digunakan dalam pemasaran, yang berhubungan erat
dengan unit-unit ekonomi, seperti pengecer hingga pelanggan potensial
(Wikipedia, 2009).
Kependudukan
atau demografi adalah ilmu yang mempelajari dinamika kependudukan manusia.
Meliputi di dalamnya ukuran, struktur, dan distribusi penduduk, serta bagaimana
jumlah penduduk setiap waktu akibat kelahiran, kematian, migrasi serta penuaan.
Analisis kependudukan dapat merujuk masyarakat secara keseluruhan atau kelompok
tertentu yang didasarkan kriteria seperti pendidikan, kewarganegaraan, agama,
atau etnisitas tertentu.
B. DINAMIKA
KEPENDUDUKAN
Dinamika
kependudukan adalah perubahan penduduk. Perubahan tersebut selalu terjadi dan
dalam Undang-Undang No. 10 tahun 1992 Tentang Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga Sejahtera disebut sebagai perkembangan kependudukan.
Perkembangan kependudukan terjadi akibat adanya perubahan yang terjadi maupun
karena perilaku yang terkait dengan upaya memenuhi kebutuhannya. Perubahan
alami tersebut adalah karena kematian dan kelahiran. Sedangkan yang terkait
dengan upaya pemenuhan kebutuhan adalah migrasi atau perpindahan tempat
tinggal.
Setiap
perubahan yang diakibatkan salah satu faktor perubahan penduduk tersebut akan
berdampak pada keseluruhan, misalnya jumlah menurut umur penduduk dan jenis
kelamin penduduk. Yang diperlukan dalam pengukuran dinamika kependudukan
adalah:
1.
Indikator
Indikator
diperlukan untuk mengetahui dan mempelajari dengan tepat berbagai keadaan atau
perubahan yang terjadi pada penduduk disuatu negara. Indikator dalam demografi
terdiri dari beberapa hal, yaitu :
-
Jumlah penduduk
-
Komposisi penduduk menurut jenis kelamin, umur, susku
bangsa, pendidikan, agama, pekerjaan dan lain-lain.
-
Proses demografi yang mempengaruhi jumlah dan
komposisi penduduk.
2.
Parameter
Ukuran atau satuan yang memberikan
penilaian kuantitatif. Dikenal 2 macam pengukuran, yaitu :
-
Angka absolut
-
Angka relatif
Dinamika kependudukan menjelaskan bahwa disamping jumlah absolutnya yang
tetap tinggi, persoalan kependudukan di Indonesiameliputi persebaran serta
kualitas penduduk dipandang dari sudut sumber daya manusiasecara keseluruhan.
Manfaat dari
memahami dinamika penduduk adalah :
- Mengetahui jumlah penduduk pada suatu waktu dan wilayah tertentu
- Memahami perkembangan dari keadaan dahulu, sekarang dan perkiraan yang akan datang.Mempelajari hubungan sebab akibat keadaan penduduk dengan aspek kehidupan lain misalnya ekonomi, pendidikan, sosial, kesehatan dan lain-lain.
- Merancang antisipasi menghadapi perkembangan kependudukan yang terjadi baik hal yang menguntungkan maupun merugikan.
C. FAKTOR-FAKTOR
DEMOGRAFI YANG MEMPENGARUHI LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK
1. Kelahiran
(fertilitas)
Fertilitas dalam pengertian
demografi adalah kemampuan seorang wanita secara riil untuk melahirkan yang
diwujudkan dalam jumlah bayi yang senyatanya dilahirkan.t tinggi rendahnya
kelahiran erat hubungannya dan tergantung pada struktur umur, banyaknya
kelahiran, banyaknya perkawinan, penggunaan alat kontrasepsi, aborsi, tingkat
pendidikan, status pekerjaan, serta pembangunan ekonomi.
Beberapa ukuran
fertilitas yang sering digunakan adalah:
a.
Angka (tingkat) kelahiran kasar (crude birth rate)
Angka (tingkat)
kelahiran kasar (crude birth rate) adalah
angka yang menunjukan jumlah kelahiran per tahun di satu tempat per 1000
penduduk.
Rumus:
CBR = Crude Birth Rate
Pm = penduduk pertengahan tahun
K = bilangan konstan yang lazimnya
1000
B = jumlah kelahiran pada tahun
tertentu
Contoh :
Pada tahun 2004
berdasarkan sesunas 2004 jumlah kelahiran di Indonesia adalah 4.415.122 bayi,
sedangkan jumlah penduduk pertengahan tahun adalah 217.072.346 jiwa. Maka:
Interpretasi
Pada contoh disebutkan
perhitungan CBR Indonesia menurut data susenas 2004 adalah sebesar 20
(pembulatan), artinya terdapat 20 kelahiran per 1000 penduduk Indonesia pada
tahun 2004.
b.
Angka (tingkat) fertilitas umum (general fertilit Rate = GFR)
Angka kalahiran umum yaitu angka
yang menunjukkan banyaknya kelahiran setiap 1.000 wanita yang berusia 15-49
tahun dalam satu tahun. GFR dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut
ini.
Keterangan :
GFR =
angka kelahiran umum
B =
jumlah kelahiran selama satu tahun
Pf(15-49) = jumlah penduduk wanita usia 15-49 tahun pada pertengahan tahun
c.
Angka (tingkat) kelahiran menurut
(golongan) usia (age spesific fertility
rate = ASF/R)
Angka kelahiran khusus yaitu angka
yang menunjukkan banyaknya kelahiran bayi setiap 1.000 penduduk wanita pada
kelompok umur tertentu. Asbr dapat dihitung dengan rumus berikut ini.
Keterangan :
Bi = jumlah kelahiran bayi pada kelompok
usia i
Pfi = jumlah perempuan kelompok usia I
pada pertengahan tahun
K = angka konstanta = 1000
2. Angka
kematian
a. Angka
kematian kasar (crude death rate / CDR)
Menunjukan jumlah
kematian penduduk setiap 1000 orang per tahun
D = jumlah kematian pada tahun tersebut
P = jumlah penduduk pada pertengahan tahun
tersebut
K = angka konstan 1000
b. Angka
kematian menurut kelompok umur (Age
specific death rate / ASDR)
Angaka ini menyatakan
banyaknya kematian penduduk pada kelompok umur tertentu per 1000 penduduk pada
kelompok umur tersebut yang sama.
Dx = jumlah kematian dalam kelompok
umur x (misal 0 – 4 tahun atau 5-9 tahun)
Px = jumlah penduduk kelompok umur x
K = angka konstan 1000
c. Angka
kematian ibu (maternal mortality rate
/MIMR)
Angka ini menyatakan
jumlah kematian ibu yang disebabkan karena faktor kehamilan, persalinan dan
nifas per 100.000 kelahiran dalam tahun tertentu
K = nilai konstan
100.000
d. Angka
kematian bayi (infant mortality rate
/IMR)
Angka ini menunjukan
jumlah kematian bayi (berumur 0 hari sampai sebelum 1 tahun) per 1000 kelahiran
pada tahun tertentu.
K = nilai konstan 1.000
3. Perpindahan
(migrasi)
Migrasi merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi angka pertumbuhan penduduk. Migrasi adalah perpindahan
penduduk. Orang dikatakan teleh melakukan migrasi apabila orang tersebut telah
melewati batas administrasi wilayah lain.
Jenis-jenis migrasi:
a. Transmigrasi
(perpindahan dari satu daerah(pulau) untuk menetap ke daerah lain di dalam
wilayah Republik Indonesia)
b. Urbanisasi
(perpindahan penduduk dari desa ke kota besar)
c. Emigrasi
(perpindahan penduduk dari dalam negeri kemudian menetap di luar negeri)
d. Imigrasi
(perpindahan penduduk dari luar negeri kemudian menetap di dalam negeri)
e. Re-emigrasi
(kembali ke tempat asal)
Migrasi dibedakan menjadi:
a. Migrasi masuk
(mi)
b. Migarasi
keluar (mo)
c. Migrasi
netto (mn)
D. TRANSISI
DEMOGRAFI
Transisi
demografi adalah perubahan terhadap fertilitas dan mortalitas yang besar.
Perubahan atau transisi tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 1.1 Transisi Demografi
Pada gambar
diatas terlihat transisi penduduk ada posisi stabil pada tingkat kelahiran
tinggi, menjadi turun ke stabil pada kelahiran dan kematian rendah.
1.
Pada keadaan I
Tingkat kelahiran dan kematian
tinggi. Keadaan masih alami tingkat kelahiran tinggi/tidak terkendali dan
tingkat ekonomi yang rendah, sehingga kesehatan dan gizi lingkungan kurang
mendukung. Akibatnya kelaparan dan kejadian penyakit tinggi sehingga tingkat
kematian pun tinggi (kondisi pra intervensi/pembangunan).
2.
Pada keadaan II
Angka kematian turun lebih dahulu
akibat peningkatan pembangunan dan teknologi, misalnya dibidang kesehatan,
lingkungan, perumahan dan lain-lain. Kondisi ekonomi makin membaik akibat
pembangunan dan pendapatan penduduk meningkat sehingga kesehatan semakin baik.
Akibatnya tingkat kelahiran tetap tinggi (makin sehat) tetapi angka kematian
menurun (akibat kesehatan dan lain-lain). Pada kondisi ini akan terasa
tingginya laju pertumbuhan penduduk alami, seperti dialami Indonesia pada
periode tahun 1970 sampai 1980 dengan angka pertumbuhan 2,32 % per tahun.
3.
Pada keadaan III
Terjadi perubahan akibat pembangunan
dan juga upaya pengendalian penduduk, maka sikap terhadap fertilitas berubah
menjadi cenderung punya anak sedikit, maka turunnya tingkat kematian juga
diikuti turunnya tingkat kelahiran sehingga pertumbuhan penduduk menjadi tidak
tinggi lagi. Keadaan tersebut dapat dilihat pada pertumbuhan penduduk Indonesia
periode 1980 sampai 1990 yang turun menjadi 1,85 %.
4.
Pada keadaan IV
Bila penurunan tingkat kelahiran dan
kematian berlangsung terus menerus, maka akan mengakibatkan pertumbuhan yang
stabil pada tingkat yang rendah. Indonesia sedang menuju/mengharap tercapainya
kondisi lain yaitu penduduk bertambah sangat rendah atau tanpa pertumbuhan.
Demikian lah gambaran transisi demografi yang dapat dipercepat dengan
peningkatan pembangunan terutama bidang ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan kb.
E. MASALAH
KEPENDUDUKAN DIINDONESIA
Meskipun
telah dilakukan pembangunan secara terus menerus namun sampai saat ini kita
masih menghadapi masalah kependudukan yang belum banyak berbeda dengan
kecepatan dan efektifitas keberhasilan pembangunan yang tidak seimbang dengan
tingkat ketertinggalan kita dibandinga kemajuan dunia internasional.
Masalah
kependudukan tersebut yaitu:
1. Jumlah
dan pertumbuhan penduduk
Jumlah penduduk
Indonesia sangat besar
210
juta atau no.4 di dunia. Tingkat pertumbuhan cepat sekitar 1,85% pertahun.
2.
Persebaran dan kepadatan penduduk
Persebaran
penduduk tidak merata, sebagian besar atau sekitar 70% tinggal dipulau jawa dan
bali
3.
Struktur umur penduduk
Jumlah
penduduk usia muda (belum produktif)masih besar. Penduduk 0-4 tahun s/d 15-19
tahun sering disebut sebagai penduduk muda(belum produktif) dan penduduk umur
65 tahun ke atas sebagai penduduk tua/lansia (non produktif lagi). Hal ini
menimbulkan beban tanggungan bagi kelompok dewasa sudah produktif. Ukuran umum
yang diguanakna untuk menentukan keadaan ini disebut dengan angka
ketergantungan atan “defeciency ratio”, rumusnya :
4.
Kualitas penduduk
Kualitas
penduduk Indonesia masih kurang baik dari segi pendidikan, kesehatan dan
kesejahteraannya.
Keempat masalah tersebut diatas
masi merupakan keadaan yang tidak mendukung peran penduduk sebagai pelaku
pembangunan dan cenderung dirasakan sebagai beban bersama. Apabila ditelaah
secara rinci sumber masalah utama adalah tingginya angka pertumbuhan penduduk
yang telah berlangsung dalam kurun waktu cukup lama. Akhirnya diperberat dengan
jumlah yang sudah terlanjur besar, sehingga masalah yang diakibatkan juga dalam
ukuran yang besar.
Upaya mengatasi masalah
kependudukan tersebut dilakukan oleh banyak pihak, upaya yang dilakukan antara
lain dengan menurunkan tingkat pertumbuhan penduduk dengan menurunkan tingkat
fertilitas, menurunkan TFR antara lain dengan gerakan KB Nasional.
DAFTAR
PUSTAKA
Badan Pusat Statistik.
2009. Data statistik. http://www.datastatistik-indonesia.com/content/view/928/950/
.
Meilani, niken dkk. 2010.
Pelayanan Keluarga Berencana. Fitramaya,
Yogyakarta
https://tugaskuliah15.blogspot.co.id/2015/10/tugas-sosiologi-makalah-konsep.html