Definisi
Suatu intervensi yang dilangsungkan saat lahir untuk menyokong
penetapan pernafasan dan sirkulasi bayi baru lahir.
Faktor Predisposisi
Resusitasi neonatus dapat dibutuhkan saat:
Kehamilan tidak cukup bulan Air ketuban bercampur mekonium
Persalinan seksio
Diagnosis
Setelah bayi lahir, nilailah hal-hal berikut ini:
Apakah kehamilan cukup bulan? Apakah bayi menangis atau bernapas/tidak megap-megap?
Apakah tonus otot bayi baik/bayi bergerak aktif?
Setelah melakukan penilaian dan memutuskan bahwa BBL perlu
resusitasi, tindakan harus segera dilakukan. Penundaan pertolongan membahayakan
bayi. Letakkan bayi di tempat yang kering. Pemotongan tali pusat dapat
dilakukan di atas perut ibu atau dekat perineum.
Pemotongan Tali Pusat
-- Pola di
atas perut ibu
letakkan bayi di atas kain yang ada di perut
ibu dengan posisi kepala sedikit ekstensi, selimuti bayi dengan kain, tetapi
bagian dada dan perut tetap terbuka kemudian klem dan potong tali pusat. Tali
pusat tidak usah diikat dulu, tidak dibubuhkan apapun dan tidak dibungkus.
-- Pola dekat
perineum ibu
Jika
tali pusat sangat pendek sehingga cara pertama tidak memungkinkan, setelah bayi
baru lahir dinilai, letakkan bayi di atas kain yang ada di dekat perineum ibu,
kemudian segera klem dan potong tali pusat (tanpa diikat), tidak bubuhi apapun
dan tidak dibungkus.
Tindakan resusitasi bayi baru lahir (bagan alur)
Jika
bayi tidak cukup bulan dan tidak bernapas atau bernapas mega-megap dan atau
tonus otot tidak baik
Sambil memulai langkah awal:
- Beritahukan ibu dan keluarga, bahwa bayi mengalami kesulitan bernapas dan bahwa Anda akan menolongnya
- Mintalah salah seorang keluarga mendampingi ibu untuk memberi dukungan moral, menjaga ibu dan melaporkan bila ada perdarahan.
Tahap I: Langkah Awal
1. Jaga bayi tetap hangat
- Letakkan bayi di atas kain ke-1 yang ada di atas perut ibu atau sekitar 45 cm dari perineum
- Selimuti bayi dengan kain tersebut, wajah, dada dan perut tetap terbuka, potong tali pusat
- Pindahkan bayi yang telah diselimuti kain ke-1 ke atas kain ke-2 yang telah digelar di tempat resusitasi
- Jaga bayi tetap diselimuti wajah dan dada terbuka di bawah pemancar panas.
2. Atur posisi bayi
- Letakkan bayi di atas kain ke-1 yang ada di atas ibu atau sekitar 45 cm dari perineum
- Posisikan kepala bayi pada posisi menghidu yaitu kepala sedikit ekstensi dengan mengganjal bahu.
3. Isap lendir
Gunakan
alat penghidap DeLee dengan cara sebagai berikut:
- Isap lendir mulai dari mulut dahulu, kemudian hidung
- Lakukan pengisapan saat alat pengisap ditarik keluar, tidak pada waktu dimasukkan
- Jangan lakukan pengisapan terlalu dalam yaitu jangan lebih dari 5 cm ke dalam mulut karena dapat menyebabkan denyut jantung bayi menjadi lambat atau bayi tiba-tiba berhenti bernapas.
Jika dengan balon karet penghisap lakukan
dengan cara sebagai berikut:
- Tekan bola di luar mulut dan hidung
- Masukkan ujung pengisap di mulut dan lepaskan tekanan pada bola (lendir akan terisap)
- Untuk hidung, masukkan di lubang hidup sampai cuping hidung dan lepaskan.
4. Keringkan dan rangsang bayi
- Keringkan bayi dengan kain ke-1 mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya dengan sedikit tekanan. Tekanan ini dapat merangsang BBL mulai menangis
- Rangsangan taktil berikut dapat juga dilakukan untuk merangsang BBL mulai bernapas:
= Menggosok punggung/ perut/
dada/ tungkai bayi dengan telapak tangan
- Ganti kain ke-1 yang telah basah dengan kain ke-2 yang kering dibawahnya
- Selimuti bayi dengan kain kering tersebut, jangan menutupi muka dan dada agar bisa memantau pernapasan bayi.
5. Atur kembali posisi kepala bayi
- Atur kembali posisi bayi menjadi posisi menghidu
Langkah penilaian bayi
Lakukan
penilaian apakah bayi bernapas normal, tidak bernapas atau megap-megap
- Bila bayi bernapas normal: lakukan asuhan pasca resusitasi
- Bila bayi megap-megap atau tidak bernapas: mulai lakukan ventilasi bayi.
Tahap II: Ventilasi
Ventilasi
adalah tahapan tindakan resusitasi untuk memasukkan sejumlah volume udara ke
dalam paru dengan tekanan positif untuk membuka alveoli paru agar bayi bisa
bernapas spontan dan teratur.
Langkah-langkah:
1. Pasang sungkup
Pasang dan
pegang sungkup agar menutupi dagu, mulut dan hidung.
2. Ventilasi 2 kali
Lakukan
tiupan atau remasan dengan tekanan 30 cm air
"Tiupan awal tabung-sungkup atau remasan awal balon-sungkup sangat penting untuk
menguji apakah jalan napas bayi terbuka dan membuka alveoli paru agar bayi bisa
mulai bernapas."
---Lihat apakah dada bayi mengembang
---Jika tidak mengembang:
- Periksa posisi sungkup dan pastikan tidak ada udara yang bocor
- Periksa posisi kepala, pastikan posisi sudah menghidu
- Periksa cairan atau lendir di mulut. Bila ada lendir atau cairan lakukan pengisapan
- Lakukan tiupan atau remasan 2 kali dengan tekanan 30 cm air, jika dada mengembang lakukan tahap berikutnya.
3. Ventilasi 20 kali dalam 30 detik
- Tiup tabung atau remas balon resusitasi sebanyak 20 kali dalam 30 detik dengan tekanan 20 cm air sampai bayi mulai bernapas spontan dan menangis
- Pastikan dada mengembang saat dilakukan tiupan atau peremasan, setelah 30 detik lakukan penilaian ulang napas.
--Jika
bayi mulai bernapas/ tidak megap-megap dan atau menangis, hentikan ventilasi bertahap.
- Lihat dada apakah ada retraksi
- Hitung frekuensi napas per menit
- Jika bernapas >40 per menit dan tidak ada retraksi berat:
- Jangan ventilasi lagi
- Letakkan bayi dengan kontak kulit ke kulit dada ibu dan lanjutkan asuhan BBL
- Pantau setiap 15 menit untuk pernapasan dan kehangatan
--Jangan tinggalkan bayi sendiri
--Lakukan asuhan pasca resusitasi.
--Jika
bayi megap-megap atau tidak bernapas,
lanjutkan ventilasi.
4. Ventilasi, setiap 30 detik hentikan dan lakukan penilaian
ulang napas
- Lanjutkan ventilasi 20 kali dalam 30 detik (dengan tekanan 20 cm air)
- Setiap 30 detik, hentikan ventilasi, kemudian lakukan penilaian ulang bayi, apakah bernapas, tidak bernapas atau megap-megap
Jika bayi mulai bernapas normal/
tidak megap-megap dan atau menangis,
hentikan ventilasi bertahap dan lakukan asuhan pasca resusitasi.
Jika bayi megap-megap atau tidak
bernapas, teruskan ventilasi 20 kali dalam
30 detik kemudian lakukan penilaian ulang napas setiap 30 detik.
5. Siapkan rujukan jika bayi belum bernapas spontan sesudah
2 menit resusitasi
- Jelaskan kepada ibu apa yang terjadi, apa yang Anda lakukan dan mengapa
- Mintalah keluarga untuk mempersiapkan rujukan
- Teruskan ventilasi selama mempersiapkan rujukan
- Catat keadaan bayi pada formulir rujukan dan rekam medik persalinan
6. Lanjutkan ventilasi, nilai ulang napas dan nilai denyut
jantung
- Lanjutkan ventilasi 20 kali dalam 30 detik (dengan tekanan 20 cm air)
- Setiap 30 detik, hentikan ventilasi, kemudian lakukan nilai ulang napas dan nilai jantung.
Jika dipastikan denyut jantung bayi
tidak terdengar, ventilasi 10 menit. Hentikan resusitasi jika denyut jantung
tetap tidak terdengar, jelaskan kepada ibu dan berilah dukungan kepadanya serta
lakukan pencatatan.
Bayi yang mengalami henti jantung 10 menit kemungkinan besar mengalami
kerusakan otak yang permanen.
Tahap III: Asuhan pasca resusitasi
Bagan Resusitasi Bayi Baru Lahir
sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan
Dasar dan Rujukan (2013)