Selasa, 27 Oktober 2015

Resusitasi Bayi Baru Lahir


Definisi

Suatu intervensi yang dilangsungkan saat lahir untuk menyokong penetapan pernafasan dan sirkulasi bayi baru lahir.


Faktor Predisposisi

Resusitasi neonatus dapat dibutuhkan saat:
Kehamilan tidak cukup bulan
Air ketuban bercampur mekonium
Persalinan seksio


Diagnosis

Setelah bayi lahir, nilailah hal-hal berikut ini:
Apakah kehamilan cukup bulan?
Apakah bayi menangis atau bernapas/tidak megap-megap?
Apakah tonus otot bayi baik/bayi bergerak aktif?


Setelah melakukan penilaian dan memutuskan bahwa BBL perlu resusitasi, tindakan harus segera dilakukan. Penundaan pertolongan membahayakan bayi. Letakkan bayi di tempat yang kering. Pemotongan tali pusat dapat dilakukan di atas perut ibu atau dekat perineum.
Pemotongan Tali Pusat 

-- Pola di atas perut ibu
letakkan bayi di atas kain yang ada di perut ibu dengan posisi kepala sedikit ekstensi, selimuti bayi dengan kain, tetapi bagian dada dan perut tetap terbuka kemudian klem dan potong tali pusat. Tali pusat tidak usah diikat dulu, tidak dibubuhkan apapun dan tidak dibungkus. 

-- Pola dekat perineum ibu
Jika tali pusat sangat pendek sehingga cara pertama tidak memungkinkan, setelah bayi baru lahir dinilai, letakkan bayi di atas kain yang ada di dekat perineum ibu, kemudian segera klem dan potong tali pusat (tanpa diikat), tidak bubuhi apapun dan tidak dibungkus.  

Tindakan resusitasi bayi baru lahir (bagan alur) 


Jika bayi tidak cukup bulan dan tidak bernapas atau bernapas mega-megap dan atau tonus otot tidak baik
          Sambil memulai langkah awal:
  • Beritahukan ibu dan keluarga, bahwa bayi mengalami kesulitan bernapas dan bahwa Anda akan menolongnya 
  • Mintalah salah seorang keluarga mendampingi ibu untuk memberi dukungan moral, menjaga ibu dan melaporkan bila ada perdarahan.
Tahap I: Langkah Awal

1. Jaga bayi tetap hangat
  • Letakkan bayi di atas kain ke-1 yang ada di atas perut ibu atau sekitar 45 cm dari perineum
  • Selimuti bayi dengan kain tersebut, wajah, dada dan perut tetap terbuka, potong tali pusat
  • Pindahkan bayi yang telah diselimuti kain ke-1 ke atas kain ke-2 yang telah digelar di tempat resusitasi
  • Jaga bayi tetap diselimuti wajah dan dada terbuka di bawah pemancar panas.

2. Atur posisi bayi
  • Letakkan bayi di atas kain ke-1 yang ada di atas ibu atau sekitar 45 cm dari perineum
  • Posisikan kepala bayi pada posisi menghidu yaitu kepala sedikit ekstensi dengan mengganjal bahu.

3. Isap lendir
Gunakan alat penghidap DeLee dengan cara sebagai berikut:
  • Isap lendir mulai dari mulut dahulu, kemudian hidung
  • Lakukan pengisapan saat alat pengisap ditarik keluar, tidak pada waktu dimasukkan
  • Jangan lakukan pengisapan terlalu dalam yaitu jangan lebih dari 5 cm ke dalam mulut karena dapat menyebabkan denyut jantung bayi menjadi lambat atau bayi tiba-tiba berhenti bernapas.
 Jika dengan balon karet penghisap lakukan dengan cara sebagai berikut:
  • Tekan bola di luar mulut dan hidung
  • Masukkan ujung pengisap di mulut dan lepaskan tekanan pada bola (lendir akan terisap)
  • Untuk hidung, masukkan di lubang hidup sampai cuping hidung dan lepaskan.


4. Keringkan dan rangsang bayi
  • Keringkan bayi dengan kain ke-1 mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya dengan sedikit tekanan. Tekanan ini dapat merangsang BBL mulai menangis
  • Rangsangan taktil berikut dapat juga dilakukan untuk merangsang BBL mulai bernapas:
       = Menepuk/ menyentil telapak kaki; atau 
       = Menggosok punggung/ perut/ dada/ tungkai bayi dengan telapak tangan
  • Ganti kain ke-1 yang telah basah dengan kain ke-2 yang kering dibawahnya
  • Selimuti bayi dengan kain kering tersebut, jangan menutupi muka dan dada agar bisa memantau pernapasan bayi.
 
5. Atur kembali posisi kepala bayi
  • Atur kembali posisi bayi menjadi posisi menghidu

Langkah penilaian bayi
Lakukan penilaian apakah bayi bernapas normal, tidak bernapas atau megap-megap
  • Bila bayi bernapas normal: lakukan asuhan pasca resusitasi
  • Bila bayi megap-megap atau tidak bernapas: mulai lakukan ventilasi bayi.

Tahap II: Ventilasi
Ventilasi adalah tahapan tindakan resusitasi untuk memasukkan sejumlah volume udara ke dalam paru dengan tekanan positif untuk membuka alveoli paru agar bayi bisa bernapas spontan dan teratur.

Langkah-langkah:

1. Pasang sungkup
Pasang dan pegang sungkup agar menutupi dagu, mulut dan hidung.
2. Ventilasi 2 kali
Lakukan tiupan atau remasan dengan tekanan 30 cm air


"Tiupan awal tabung-sungkup atau remasan awal balon-sungkup sangat penting untuk menguji apakah jalan napas bayi terbuka dan membuka alveoli paru agar bayi bisa mulai bernapas."

---Lihat apakah dada bayi mengembang


---Jika tidak mengembang:
  • Periksa posisi sungkup dan pastikan tidak ada udara yang bocor
  • Periksa posisi kepala, pastikan posisi sudah menghidu
  • Periksa cairan atau lendir di mulut. Bila ada lendir atau cairan lakukan pengisapan
  • Lakukan tiupan atau remasan 2 kali dengan tekanan 30 cm air, jika dada mengembang lakukan tahap berikutnya.
3. Ventilasi 20 kali dalam 30 detik
  • Tiup tabung atau remas balon resusitasi sebanyak 20 kali dalam 30 detik dengan tekanan 20 cm air sampai bayi mulai bernapas spontan dan menangis
  • Pastikan dada mengembang saat dilakukan tiupan atau peremasan, setelah 30 detik lakukan penilaian ulang napas.
--Jika bayi mulai bernapas/ tidak megap-megap dan atau menangis, hentikan ventilasi bertahap.
  • Lihat dada apakah ada retraksi
  • Hitung frekuensi napas per menit
  • Jika bernapas >40 per menit dan tidak ada retraksi berat:
    • Jangan ventilasi lagi
    • Letakkan bayi dengan kontak kulit ke kulit dada ibu dan lanjutkan asuhan BBL
    • Pantau setiap 15 menit untuk pernapasan dan kehangatan
--Jangan tinggalkan bayi sendiri
--Lakukan asuhan pasca resusitasi.
--Jika bayi megap-megap atau tidak bernapas, lanjutkan ventilasi.

4. Ventilasi, setiap 30 detik hentikan dan lakukan penilaian ulang napas
  • Lanjutkan ventilasi 20 kali dalam 30 detik (dengan tekanan 20 cm air)
  • Setiap 30 detik, hentikan ventilasi, kemudian lakukan penilaian ulang bayi, apakah bernapas, tidak bernapas atau megap-megap
Jika bayi mulai bernapas normal/ tidak megap-megap dan atau menangis, hentikan ventilasi bertahap dan lakukan asuhan pasca resusitasi.
Jika bayi megap-megap atau tidak bernapas, teruskan ventilasi 20 kali dalam 30 detik kemudian lakukan penilaian ulang napas setiap 30 detik.

5. Siapkan rujukan jika bayi belum bernapas spontan sesudah 2 menit resusitasi
  • Jelaskan kepada ibu apa yang terjadi, apa yang Anda lakukan dan mengapa
  • Mintalah keluarga untuk mempersiapkan rujukan
  • Teruskan ventilasi selama mempersiapkan rujukan
  • Catat keadaan bayi pada formulir rujukan dan rekam medik persalinan
6. Lanjutkan ventilasi, nilai ulang napas dan nilai denyut jantung
  • Lanjutkan ventilasi 20 kali dalam 30 detik (dengan tekanan 20 cm air)
  • Setiap 30 detik, hentikan ventilasi, kemudian lakukan nilai ulang napas dan nilai jantung.
Jika dipastikan denyut jantung bayi tidak terdengar, ventilasi 10 menit. Hentikan resusitasi jika denyut jantung tetap tidak terdengar, jelaskan kepada ibu dan berilah dukungan kepadanya serta lakukan pencatatan.

Bayi yang mengalami henti jantung 10 menit kemungkinan besar mengalami kerusakan otak yang permanen.
Tahap III: Asuhan pasca resusitasi
 
 



Bagan Resusitasi Bayi Baru Lahir





sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan (2013)


Selasa, 29 September 2015

Introduction


Assalamualaikum Wr. Wb

Perkenalkan nama  gw Via Lestari panggil aja via tapi nama panggilan gw banyak sih ada yang manggil "unyil", ada lagi yang manggil "dede unyil"udah dede... unyil lagi berasa kecil banget, hiiikss... tapi begitulah kenyataannya :D Apapun itu harus kita syukuri. betul tidak???
ada lagi yang manggil unye. tapi waktu SMK gw dipanggil kaka, kodok, labu dll. terserah sih mau manggil yang mana mau manggil sayang juga gpp tapi jadian duluuu #eehhhhh


sekarang gw lagi ngelanjutin pendidikan d4 kebidanan di Jakarta (stikim), awalnya sih gw gak ada niat mau kuliah kebidanan pengennya kuliah di teknik informatika biar gak kudet gitu... tapi ortu gak ngizinin jadi kuliah di kebidanan deh, dan ternyata asyik juga loh walapun rada2 pusing sama tugaZZZzz. yah namanya juga kuliah tanpa tugas mah kurang lengkap gitu bagai sayur tanpa garam.

TTL : Lampung Barat, 23 Mei 1994

hobby : membaca buku* 
*sorry barusan dibajak 

gw bingung sama hobby gw apaan??? tapi gw keseringan tidur sih mungkin itu hobby gw :D
eh iya gw juga suka wisata kuliner yang tau tempet makan yang enak boleh lah bagi2 infonya mau bagi2 makanannya juga boleh. boleh banget malah heheheee

cita2 : jadi orang kaya (pengennya sih di dunia kaya raya mati masuk syurga Aamiin)

Motto hidup gw : kalo berusaha pasti bisa

yaudah itu aja tentang gw untuk informasi lebih lanjut bisa hubungi call centre kami di... eeehhh kok nyeloncong sih WKKKK, yaudah klo mau tau yang lain bisa tanya2 di https://www.facebook.com/via.lestari.37

terimakasiiih :)